Foto lawas arca Dwarapala

Foto lawas arca Dwarapala
Arca Dwarapala dari Singosari

Rabu, 26 Juni 2013

KEMACETAN DI SEPUTAR KOTA MALANG


Malang sekarang ini serasa ibukota, tiada hari tampa kemacetan. Perjalanan dalam kota Malang naik mobil pada jam sibuk minimal butuh 1 jam misalnya dari Singosari ke Alun Alun,kalau naik sepeda motor sekitar 30 menit. Sekarang ini banyak orang mulai beralih ke sepeda motor karena cepat,irit dan anti macet. Apalagi ditambah harga Bensin udah naik jadi Rp.6500.Sementara pemilik mobil byk yg mengkandangkan mobilnya smntara waktu. 
Tips menghindari macet di Malang
1. Hindari naik mobil pada jam sibuk terutama pagi jam 6.30-08.00 sore 15.00-16.00

2. Hindari bepergian bawa mobil pada Hari Jumat Sore,Sabtu dan Minggu dan hari besar/libur nasional. biasanya pada hari ini banyak kendaraan dari luar kota Malang :wisatawan/pekerja yang transit.

3. Pusat pusat kemacetan berada di jalur masuk dan keluar kota Malang Contoh di jalan utara :Lawang-Fly Over Arjosari-Masjid Sabillah-Soekarno Hatta, di selatan Universitas Kanyuruhan-Kacuk, DiBarat : Jembatan Kembar SoeHat-Gajayana-TlogoMas. DiTimur : LA Sucipto- Jembatan Kalisari

4. Kemacetan di jalan dalam kota Malang sudah menyebar namun intensitasnya berkurang sejak dipasang Trafigh Light misalnya di Sepanjang Soenardar Priyo Sudarno, Ciliwung,


5. Pandai pandailah mencari jalan alternatif pinggir kota Malang sebelum bepergian dan menghindari kemacetan. Misalnya anda dari arah Surabaya hendak ke Tumpang bisa lewat Pasar Singosari-Dengkol-AbdulRahman Saleh-Pakis. Dari Kepanjen sebelum macet di Kacuk bisa lewat Kebon Agung-Wagir-Bandulan. Dari Bulu lawang bisa lewat Kedung kandang-Ki Ageng Gribik-Madyapura-Pakis.


6. Pastikan kendaraan anda layak jalan dan anda punya nomer bengkel Sepeda Motor/Mobil yang siap dihub dan membantu anda apabila terjadi mogok di jalan.

SEMOGA TIPS INI BERGUNA

KEMACETAN DI MALANG UTARA

Titik Kemacetan di utara kota Malang yaitu di sepanjang jalan utama mulai dari Pasar Lawang-Pasar Singosari-Jl Raya Mondoroko-Pertigaan Bentoel-Fly Over Arjosari sampai Pertigaan Masjid Sabillah-Soekarno Hatta-Jembatan Kembar Brawijaya. Macet/padat merayap ini terjadi tiap hari pada jam sibuk utamanya pagi jam 06.30-09.00 kadang lebih dan sore jam 15.00-18.00, ditambah Hari Jumat dan Sabtu Sore {Arah ke Malang} dan Minggu Sore {arah ke Surabaya}. Parahnya pada saat kemacetan parah banyak turn off/putaran ditutup pihak satlantas dengan tali rafia atau portal plastik merah yang diikat dengan tampar/tali plastik. Hal ini yang banyak membuat pengendara sepeda atau mobil pusing karena makin jauh kalau mau berbelok arah. Hanya ada beberapa titik belokan. Dari arah Malang ke Utara yang mau balik /turn off di depan BRI Singosari sebelum perlintasan KA dan Di Dekat Pabrik Plastik Sidobangun Singosari Serta Depan Kostrad. Dari Arah Surabaya turn off di Depan Bank Mandiri Singosari dan Depan SPBU Mondoroko. Sebaiknya jangan mencari putaran di pertigaan Bentol karena makin ke Selatan biasanya kemacetan makin parah.
Bagi yang bawa roda 4 jangan lupa siapkan uang receh untuk polisi cepak/relawan karena membantu anda berbalik arah.

Kemacetan di jalan utara kota Malang disebabkan karena penumpukan kendaraan dan hanya inilah satu satunya pintu masuk keluar kota Malang dari utara. Sehingga berbagai kendaraan baik Besar {Bus,TRuk},Kendaaan Pribadi dan sepeda motor tumpah menjadi satu. Sementara luas lebar jalan tiap tahun tidak bertambah. 
Ada beberapa tips menghindari macet di jalan utara Malang ini yaitu menggunakan jalan alternatif khusus sepeda motor dan roda 4.
Berikut jalan alternatif yang kerap saya pakai. Memang agak jauh namun lancar.

1. Jika dari arah Batu; di Karang Ploso anda bisa lewat Jl kendalsari atau lewat Ngenep nantinya tembus di Klampok-Tumapel-Pasar Singosari.

2. Dari Arah Surabaya:Pasar Lawang-Otsuka/Sidowaras-Dengkol-belok kiri ke Lanud Abd Saleh BELOK kanan ke Pasar Singosari-ke kiri Watu Gede-Perum BMR-Jalan Segaran-jika ke Kiri Ke Mujamil Krg Lo kanan ke Tirtomoyo Pakis-Pertigaan Tirtomoyo {Masjid Tirtomoyo} kanan ke Gasek belakang VEDC Arjosari Kiri Arah Mendit Pakis.

3. Dari Soekarno Hatta; Lewat Patung Pesawat/SMA 9 ke Utara lurus sampai ke Ikan Tombro-ke Arah Barat/Ikan Gurami/Tunjung Sekar-Utara Ponpes Gus Pud atau ikuti saja jalur Lin TST-MasjidKembar jalan raya perusahaan Karang Lo-Ngenep-kLAMPOK-Tumapel-pASAR sINGOSARI.

Memang Sudah selayaknya dibuat jalan lingkar Timur dan Utara kota Malang 

Bagi mereka yang hanya menjadikan kota Malang sebagai transit bisa terus melanjutkan perjalanan dan mengurai kemacetan yang sangat parah sekarang ini. 

Semoga saja Semua Pihak terutama PemKot Kota Malang dan Batu, Pemkab Malang,pemprov Jatim,pemerintah Pusat terutama dinas kehutanan peduli.
jangan sampai menunggu 100 tahun lagi.







Minggu, 09 Juni 2013

SUKSES MENGHADAPI UJIAN KENAIKAN KELAS



Ada 12 kiat sederhana
Bagaimana kita bisa sukses dalam menghadapi Ujian Kenaikan Kelas

 

1. Siapkan waktu sebaik mungkin
Perhatikan urutan mata-mata pelajaran yang akan diuji lalu jadwalkan waktu untuk belajar. Mulailah untuk mempelajari mata pelajaran yang diujikan terlebih dahulu dari sekarang. Kurangilah waktu bermainmu. Jalankan kebiasaan ini setiap hari termasuk di akhir pekan

2. Pelajari kembali catatanmu setiap hari.
Setelah pulang sekolah, biasakan untuk mempelajari kembali catatanmu. Hal ini dilakukan agar kita benar-benar mengerti pelajaran yang kita dapatkan di sekolah


3. Lihat kembali tugas-tugas dan ulangan-ulanganmu yang sebelumnya
Melihat kembali tugas-tugas dan ulangan-ulangan sebelumnya juga merupakan proses belajar.
Coba lihat kembali dimana kalian melakukan kesalahan dan carilah jawaban yang benar.
Siapa tahu apabila soal tersebut termasuk dalam soal yang diujikan, kalian sudah siap untuk menyelesaikannya dengan benar.

4. Buatlah kelompok belajar. Dengan belajar berkelompok kalian dapat bertukar pikiran untuk membahas pelajaran yang kurang dimengerti atau sulit. Tetapi pastikan bahwa saat belajar bersama, kalian memang memakai waktu tersebut untuk belajar dan bukannya mengobrol.

5. Ikuti bimbingan belajar.
Dengan mengikuti bimbingan belajar, kita dapat memantapkan mata-mata pelajaran yang diajarkan di sekolah serta apabila kalian tidak mengerti, kalian dapat menanyakannya pada guru pembimbing.
6. Jaga kesehatan tubuh.
Waktu ujian atau ulangan umum semakin dekat dan itu berarti kita harus belajar lebih giat hingga kadang lupa waktu. Karena terlalu lelah, kita jadi jatuh sakit, serta terhambat  proses belajarnya.
Konsumsilah pula makanan yang bergizi yang mengandung 4 sehat 5 sempurna, jangan makan makanan yang sembarangan. Kita harus menjaga kesehatan tubuh agar kesehatan kita tetap prima sehingga akhirnya kita dapat menyelesaikan ujian atau ulangan umum dengan baik.

7. “Aku bisa “
     I CAN DO IT

Kadang kita merasa tidak "PeDe" (Percaya Diri) akan menyelesaikan ujian atau ulangan umum dengan baik. Buanglah jauh-jauh pikiran itu dan katakan pada diri sendiri bahwa kita siap menghadapinya dan akan mendapatkan nilai baik. Dengan mempunyai rasa percaya diri, kita akhirnya dapat berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan soal-soal yang diujikan.

 8. Menyeselesaikan belajar sehari sebelum ujian atau ulangan umum dimulai. Biasanya kita sering tidak tidur dimalam ujian atau ulangan umum, sehingga akhirnya kita merasa mengantuk keesokan harinya, akibatnya kita tidak bisa menyelesaikan soal-soal ujian atau ulangan umum dengan baik. Agar hal ini tidak terjadi, usahakan untuk menyelesaikan belajar .
sehari sebelum ulangan umum dimulai. Lalu istirahatlah yang cukup agar tidak mengantuk disaat ujian atau ulangan umum.

9. Datanglah lebih pagi.
Akhirnya hari ujian atau ulangan umum tiba. Usahakan datang lebih pagi ke sekolah karena jika kalian datang terlambat yang akan kalian pikirkan adalah "semoga tidak terlambat." Karena merasa deg-degan, materi pelajaran yang kalian sudah pelajari jauh-jauh hari jadi terlupakan  Bayangkan kalau kalian datang lebih pagi ada waktu merefresh kembali catatan

10. Berdoa
Meminta pada Allah SWT supaya kita diberikan kemudahan, kesuksesan, kelancaran dalam ujian. Serta tak lupa untuk mendoakan teman-teman yang lain.


11. Minta restu atau doa pada orang tua
Doa orangtua untuk anaknya itu muajabah, jadi sering-seringlah kita berbuat baik pada mereka dan Insya Allah walaupun kita tidak minta mereka mendoakan kita untuk sukses ujian, mereka juga sudah mendoakan kita

12. Sholat Tahajud, sholat dhuha dan puasa sunnah
Untuk amalan ibadah sunnah ini, akan bisa rasakan manfaatnya setelah melakukannya sendiri. Sholat-sholat sunnah dan puasa sunah itu  akan mendekatkan kita kepada Allah dan kita diberi kemudahan apa yang akan kita kerjakan.


Sabtu, 08 Juni 2013

DUKA DAN KEMASYURAN SANG PERMAISURI TUMAPEL



Oleh : 
Alex Sariffudin S.Pd

Pengajar di MTs Negeri Batu
….. kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Angrok ….
(Sebuah kutipan dari Pararaton yang artinya: …. tersingkap betisnya, yang terbuka sampai rahasyanya, lalu kelihatan bernyala oleh Ken Angrok ….)


Ken Angrok memang tidak sengaja , mungkin semua terjadi karena kehendak dewata. Saat Ken Dedes yang sedang hamil muda duduk bercengkerama dengan suaminya Tunggul Ametung, di taman Boboji, secara kebetulan Ken Angrok yang sudah bekerja sebagai pengawal di Tumapel mendapat angin baik; angin penyingkap kain istri sang Akuwu, hingga menyingkap.Terlihat betis dan paha, bahkan sampai jauh ke ujung yang disebut dalam kitab Pararaton sebagai “rahasianya” Ken Dedes. Penulis kitab Pararaton ketika itu tentu amat menghargai Ken Dedes, sehingga dengan gaya eufemistis mengguratkan kata “rahasianya” untuk menjelaskan suatu keterangan yang bersifat pribadi.

 Nyala “rahasianya” Ken Dedes itu yang bikin Ken Angrok pusing. Pemuda ini tahu apa arti “rahasianya” wanita. Namun nyala “rahasianya”Ken Dedes membuatnya gundah gulana. Ken Dedes kembangnya kraton Tumapel asal desa Panawijen. Kecantikannya sempurna, tak ada wanita yang menyamai keindahan paras muka dan tubuh Ken Dedes yang aduhai dan menggairahkan menurut Pararaton.
“Kasmaran sira Ken Angrok tan wruh ring tingkahira” ….
Jatuh cintalah Ken Angrok, tak tau apa yang akan diperbuatnya begitu kata Pararaton.

Angrok yang kasmaran dan penasaran, langsung menanyakannya pada pendeta Loh Gawe, asal India yang juga Bapak angkatnya. “Bapak Dang Hyang, ada seorang perempuan bernyala rahasianya,tanda perempuan yang bagaimanakah? Tanda buruk atau baik?”  Dang Hyang menjawab: “Jika ada perempuan yang demikian, perempuan itu namanya nariswari. Ia adalah perempuan yang paling utama. Meskipun orang berdosa, jika memperistri perempuan itu, ia akan menjadi Maharaja”.

Ken angrok tertegun dan kemudian berkata: “Bapa Dang Hyang, perempuan yang bernyala rahasianya itu adalah istri sang Akuwu di Tumapel. Jika demikian Akuwu akan saya bunuh dan saya ambil istrinya. Tentu ia akan mati, itu kalau Bapak Dang Hyang mengijinkan. Loh Gawe menjawab, “Ya, tentu matilah, Tunggul Ametung olehmu. Hanya saja saya tak pantas memberi ijin itu kepadamu, itu bukan tindakan seorang pendeta. Batasnya adalah kehendakmu sendiri”.

Karena  Loh Gawe  tidak memberi  restu, Ken Angrok pergi menemui  Bapak angkatnya yang lain, Bango Samparan dan disarankan untuk memesan keris ke Mpu Gandring yang sakti dan bisa membunuh Tunggul Ametung. Karena tidak sabar  menunggu keris  selesai,Ken Arok kemudian mengambil paksa  keris pesanannya setelah membunuh Mpu Gandring si pembuat keris.Sebelum Empu Gandring tewas dia mengutuk bahwa keris laknat itu nantinya akan memakan 7 turunan.

 Keris sakti dipinjamkan kepada kawannya, Kebo Ijo yang sombong, untuk kambing hitam membunuh sang Akuwu. Ditengah malam pulas, Angrok membunuh Tunggul Ametung, Kebo Ijo yang dituduh karena semua orang mengira keris itu milik Kebo Ijo. Untuk menghilangkan jejak, Kebo Ijo langsung dibunuh Ken Angrok ketika tidur pulas setelah mabuk. Untuk melampiaskan dendam cintanya, Angrok langsung mengawini Ken Dedes yang sedang hamil tua. Di masa akhirr hayatnya Angrok juga korban keris yang dilaknat oleh pembuatnya itu.
Ken Dedes memang nariswari (utama). Gadis desa Panawijen, di lereng timur gunung Kawi, putri pendeta Budha, Mpu Parwa, sejak remaja memang sudah ditakdirkan hidup dan menerima karunia sekaligus nestapa. Ketika disunting Tunggul Ametung, sebenarnya Ken Dedes lebih tepat diculik dan dikawin paksa dari pada dilamar dan dibawa ke rumah calon suaminya. Mpu Parwa ketika itu tengah bertapa, Tunggul Ametung tak sabar menanti lama-lama. Ken Dedes dilarikan ke Tumapel diperistri tanpa restu mertuanya.
Mpu Parwa kecewa dan menumpahkan sumpahnya, “Nah semoga yang melarikan anakku tidak lanjut mengenyam kenikmatan, semoga ia ditusuk keris dan diambil istrinya … Adapun anakku yang menyebabkan gairah dan bercahaya terang, kutukku kepadanya semoga ia mendapat keselamatan dan kebahagiaan besar”. Betul juga kenyataannya kemudian. Ken Dedes yang teramat cantik itu juga wanita yang ardanariswari. Siapa saja yang memperistrinya akan menjadi maharaja. Ken Dedes telah dicatat selama hidupnya nglakoni karma amandangi atau bertingkah laku sempurna,tanpa cela dan salah langkah.

Selain berkah rohani dan jasmani, perilakunya juga luput dari lelakon buruk. Sebagai wanita, Ken Dedes bernasib tidak begitu indah. Dimasa mekarnya kuncup kegadisannya, dia direnggut lelaki setengah tua bak Lutfiana Ulfa di jaman kini, bedanya Ulfa cinta banget dengan Syeh Puji sebagai pria idamannya. Baru merasakan nyamannya perubahan tubuh berbadan dua, suami resminya yang dikatakan amat menyayangi, tahu-tahu dibunuh lelaki yang ia saksikan di depan matanya, tapi tak bisa apa-apa. Di masa hamil tua menjelang persalinan, Ken Dedes harus rela dinikahi Ken Angrok sebagai pendamping baru di purinya. Pararaton mengkisahkan antara Ken angrok dengan Ken Dedes adalah memang jodoh yang disetujui dewa-dewa, dan  keduanya memang sama sama mencintai.

Ken dedes yang sampai akhir hayat menjadi permaisuri di Singasari,juga menjadi ibu suri dari beberapa putra-putri, termasuk anak lelaki tunggal, Anusapati, putra dari Bapak biologisnya Tunggul Ametung. Karena merasa diperlakukan berbeda dengan para saudaranya di keraton, maka bertanyalah Anusapati pada ibunya, dan Ken Dedes terpaksa membuka rahasia lama perihal matinya Tunggul Ametung. Ken Dedes tak kuasa melawan kehendak dewata waktu Anusapati meminta keris Mpu Gandring. Ken Dedes hanya merasakan kutukan yang akan menimpa diri Ken Angrok. Ken Dedes kemudian harus menahan rasa kewanitaannya ketika Anusapati mati pula ditembus keris Mpu Gandring oleh Toh Jaya, putra tiri dari Ken Umang  istri ke dua Ken Arok.

Dalam sejarah dicatat keturunan Ken Dedes dari benih Tunggul Ametung jauh sampai ke cucu-cicitnya. Juga dari benih Ken Angrok, Ken Dedes memberikan putra-putrinya, cucu dan keturunannya. Sampai digaris keturunan ke empat, terjadi penyatuan antara keturunan Ken Dedes dari darah Ken Angrok dengan keturunan Ken Dedes dari darah Tunggul Ametung. Peristiwa ini kita ketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua putri Kertanegara, yang tercatat sebagai manusia-manusia tangguh dan besar yang meneruskan tradisi kerajaan, bukan di Singasari lagi namun raja besar dalam sejarah Indonesia kuno …. Majapahit. Tidak ada keterangan yang pasti kapan istri Tunggul Ametung dan Ken Angrok ini menutup ajal. Padahal dari rahim Ken Dedes inilah telah menurunkan raja-raja besar Majapahit, dinasty Rajasa, termasuk Kertanegara dan Hayam Wuruk.

Arca Prajnaparamita sebagai perwujudan Ken dedes


Sebuah Arca Prajnaparamita sebagai puncak maha karya seniman patung di jaman Singasari,
di temukan di candi kecil tak jauh dari candi Singasari-Malang, dianggap perwujudan Ken Dedes! Prajnaparamita adalah nama dewi yang sejajar dengan dewa-dewi lainnya. Perwujudannya sangat cantik, dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan, karena diarcanya terdapat sulur teratai yang menanggung keropak atau kitab. Wujud arca Ken Dedes dalam tafsir masyarakat pengagumnya disamakan dengan dewi Prajnaparamita. Mungkin sudah nasib Ken Dedes, tetap baik citranya dimasyarakat hingga kini. Namanya dipuja dan wujudnya disamakan dengan dewi Prajnaparamita. Arca Prajnaparamita itu kemudian dibawah oleh seorang kontroler Belanda sekitar 1880an, kemudian diboyong ke  Leiden Belanda. Kemudian dikembalikan ke Indonesia tahun 1978 dan sekarang  diletakkan di Musium Nasional Jakarta.

Untuk menghargai sosok Ken Dedes yang agung masyarakat sekitar  Desa Palawijen Arjosari Malang kemudian membuat replika Arca Prajnaparamita setinggi 5 meter di pintu masuk kota Malang sebelum Fly over.Mereka percaya disinilah tempat sang permaisuri itu lahir.

Pesona kecantikan dan Kemasyuran Ken Dedes  tak urung membuat pemerintah Kota Malang  setiap tahun menjadikannya sebagai even putri kecantikan.
Namun mencari sosok Ken Dedes tidaklah mudah . Semoga  kejadian  larinya Sang  Putri Cantik yang  dijadikan Permaisuri Raja Kelantan Malaysia “Manohara Adelia P “ itu  bisa menjadi pelajaran.

Kalau Si “Mano “berhasil kembali ke Tanah Airnya dan menjadi artis top, Nasib yang gak sama harus diterima Ken Dedes.
Kecantikan dan Kemasyurannya membuat hidupnya nestapa. Apa yang terjadi  itu sudah menjadi kehendak dewata.

Singosari,7 Juni 2013

Jumat, 07 Juni 2013

Jejak Kendedes di Watu Gede



Oleh : Alex Sariffudin

Pengajar di MTS Negeri Batu
Banyak yang  tahu bahwa di Malang dahulu terdapat sebuah kerajaan besar bernama Singosari. Bukti kerajaan Singosari antara lain berwujud seni arca dan arsitektur  yang kerap kali dikunjungi wisatawan domestik maupun manca yaitu Candi Singosari,pemandian Kendedes, Arca Dwarapala . Situs tsb memang letaknya strategis  berada di ruas utama jalan Surabaya Malang sehingga memudahkan pengunjung yang menggunakan roda dua atau empat untuk singgah. Namun sebenarnya masih ada peninggalan kerajaan Singosari  yang lain yaitu berupa petirtan. Petirtan itu bernama Pemandian /Petirtan  Watu Gede. Letaknya,  berada  200 meter arah timur dari Stasiun KA Singosari. Kalau dari arah Jalan utama Pandaan  Malang  ke arah Malang menuju ke timur setelah perlintasan Kereta Api. Jalan masuk ke petirtan Watu Gede cukup lebar dan beraspal.Bagi pengunjung yang menggunakan roda 4 terdapat areal parkir yang cukup luas.
Keberadaan petirtan Watugede pertama kali di temukan oleh arkeolog Belanda ditahun 1925. Sayangnya keberadaan petirtan Watugede tidak tercantum dalam  History of Java karya Stamford Rafles yang  sekitar 1813 pernah berkunjung ke Singosari.Kitab Negara Kertagama yang ditulis Empu Prapanca abad 13 juga tidak mencatumkannya.Hanya kitab Pararaton yang ditulis sekitar abad  15 silam yang menyebutkan secara implisit  bahwa  raja, permaisuri dan kaum bangsawan kerajaan Singosari sering mengadakan upacara ritual keagamaan. Ritual Keagamaan sering kali diawali dengan pengambilan suci. Air bagi pemeluk Hindu adalah unsur pokok dalam ritual keagamaan. Apakah upacara pengambilan air suci  itu dilakukan di pemandian Kendedes ataukah di petirtan Watu Gede? Ataukah kedua duanya. Yang pasti pengambilan air suci itu di lakukan disebuah petirtan yang dianggap suci dan kedua petirtan itu memang letaknya tepat di  Tumapel  ibu kota kerajaan Singosari.
Masyarakat sekitar petirtan Watu Gede mempercayai bahwa tempat ini dahulunya merupakan tempat pemandian Kendedes, permaisuri Tunggul Ametung  seorang Akuwu [Camat] Tumapel. Menurut Kitab Pararaton diceritakan bahwa Ken Arok terpikat kecantikan Kendedes ketika secara tidak sengaja melihat  Kendedes dan Tunggul Ametung bercengkrama di Taman Boboji.Apakah taman boboji yang dimaksud identik dengan petirtan Watugede. Sampai hari belum ada bukti yang menguatkannya.
Petirtaan Watugede adalah sebuah pemandian kuno berbentuk empat persegi panjang, kira kira lebar 8 meter, panjang 40 meter dengan kedalaman 1.5 meter bagian yang terdalam.Terdapat disisi kolam batu-bata kuno berukuran besar yang dapat dikatakan masih utuh dan berfungsi sebagai dinding kolam. Susunan batu bata ini masih cukup baik walau ada sebagian yang sudah rusak. Di tepi petirtaan ini terdapat patung-patung kecil yang terus-menerus memancarkan air dari sumber dengan debit air yang cukup besar. Air kolam di pemandian kuno ini dari jauh tampak berwarna kehijau-hijauan.Air ini berasal dari 2 mata air yang muncul dibawah sebuah pohon Loh dan Beringin. Luberan air ini kemudian disalurkan melalui saluran air {Jaladwara}. Oleh masyarakat sekitar air ini kemudian digunakan mengairi sawah sawah penduduk dan kebutuhan air minum.
Disekitar petirtan Watu Gede banyak ditumbuhi pohon tinggi yang rindang dan disekelilingnya dipagari kawat berduri.Suasana begitu asri ketika memasuki areal petirtan Watu Gede. Secara umum kondisi Petirtan Watu Gede masih cukup baik walaupun ke depannya perlu banyak perbaikan.
Di pojok kolam terdapat sebuah sumur dan altar tempat untuk meletakkan sesaji. Bentuk altar mengingatkan Griya Saji  berbentuk gunungan [meru}yang banyak terdapat di Bali.Terdapat sebuah tangga dari batu untuk masuk ke dalam kolam. Sebagian tangga batu tersebut masih utuh, namun ada beberapa bagian yang sudah diganti dengan tangga dari semen.
Yang menarik dari tangga batu ini adalah salah satu anak tangga dari batu tersebut permukaannya berlubang-lubang dengan jarak beraturan. Batu ini disebut ”Watu Dakon” [bentuknya mirip dengan permainan Dakon]. Menurut keterangan sang juru kunci batu dakon berfungsi sebagai penunjuk waktu untuk putri-putri Raja yang sedang mandi di tempat tersebut. Atau mungkin sengaja dilubangi agar permukaannya kasar agar tidak licin ketika kaki melangkah turun.

Watu Dakon
Tak jauh dari Watu Dakon ini, tepatnya di dekat sumur, juga terdapat Batu Gores berjumlah tiga buah. Menurut juru kunci fungsi dari Batu Gores adalah untuk mengasah pedang yang akan digunakan untuk melaksanakan hukuman pancung bagi lelaki mana saja yang nekad menyusup ke dalam pemandian ini sebab hanya putri Raja beserta dayang-dayang wanitanya saja boleh memasuki area pemandian ini. Batu Gores seperti ini juga dapat kita jumpai di Museum Mpu Purwa di Kota Malang.


Batu Gores di Watugede • Batu Gores di Museum Mpu Purwa
Petirtan Watugede ramai dikunjungi wisatawan pada hari hari libur.Sebagian Wisatawan yang berkunjung adalah pelajar dan mahasiswa yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang peninggalan-peninggalan kuno. Namun ada juga yang sekedar ingin menikmati udara sejuk di tengah panasnya kota Malang.
Petirtan Watu Gede ini bisa dijadikan tempat alternatif eko wisata sejarah. Namun sayangnya tidak dikelolah secara baik sehingga pamornya kalah dengan Candi Singosari.

Semoga saja pihak pihak terkait peduli.